Empat Karya Terbaru Emha Ainun Nadjib Telah Terbit!
Sinopsis: Melalui contoh kisah lucu dari Sampang, penulis menunjukkan bagaimana logika sederhana orang Madura justru menyingkap kelemahan sistem, seperti birokrasi berbelit dalam pengurusan SIM. Parodi digunakan sebagai bentuk pertahanan harga diri dan kritik sosial. Selain itu, masyarakat Madura juga memiliki pandangan religius yang unik, bahkan terhadap kematian yang mereka sikapi dengan sukacita. Parodi menjadi sarana paling efektif dan otentik dalam memahami realitas, berbeda dari pendekatan akademik yang rumit dan sering menjauh dari kebenaran. Buku ini menjadi penghargaan terhadap kecerdasan kultural orang Madura yang mampu menyampaikan realitas secara tajam dan menyentuh.
Sinopsis: Aku berasal dari bangsa yang pandai tertawa, bahkan saat dunia tak memberinya alasan untuk bahagia. Dari tawa yang lugu hingga parodi yang menggigit, kami belajar satu hal: hidup ini terlalu keras jika dijalani tanpa kelakar. Dalam buku ini, aku menuliskan kisah-kisah yang tampak lucu di permukaan, tapi sesungguhnya menyimpan jerit, kritik, dan keteguhan. Tentang saudara-saudaraku yang lebih memilih tertawa daripada mengiba, yang lebih suka menyindir daripada menyumpah. Inilah caraku merawat luka—dengan humor. Inilah cara kami menjaga martabat—dengan parodi. “Bila kau tertawa saat membacanya, ingatlah: di balik setiap senyum itu, ada sejarah yang tak semua sanggup ditangisi.”
Sinopsis: Pertama kali saya menangkap Syair-syair Asmaul Husna, terasa sekali atmosfir bagaimana menjalankan agama yang sangat kental di potret dan dihayati Emha dalam buku ini. Lapisan-lapisan halus kemanusiaan digambarkan sangat indah, tidak hanya berkutat dalam soal-soal teknis normatif dalam menjalankan agama, juga menunjukkan tidak dengan dimensi tunggal dalam menjalankan syariat, dan tidak direduksi sebatas fiqih belaka. Laku agama tidak dipersempit pada persoalan haram-halal—sehingga tidak tampil sebagaimana monster menakutkan, sebaliknya justru tidak hanya sekadar menenteramkan namun juga hadir menjadi inspirasi untuk memecahkan persoalan yang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Sinopsis: Kenapa hukum menemui jalan buntu? Karena korupsi, kolusi, nepotisme, dan kejahatan lainnya hampir dipastikan tak dapat diberantas lantaran hampir semua anggota masyarakat bangsa ini—langsung atau tidak—terlibat. Dari sinilah sebenar¬nya letak krisis kepercayaan massal ini dapat dibaca. Syahadat politik pun harus diulangi. Untuk mendapatkan kembali rasa saling percaya di antara sesama warga bangsa Indonesia disepakatilah pemilu merupakan jalan paling mungkin yang musti ditempuh. Dan jalan ini pun tidaklah licin. Munculnya banyak partai di satu sisi merupakan cermin tumbuhnya demokrasi.
Permainan merupakan kebutuhan yang muncul secara alami dalam diri setiap anak. Dengan permainan, seorang anak dapat memperoleh manfaat dalam menemukan...
Permainan merupakan kebutuhan yang muncul secara alami dalam diri setiap anak. Dengan permainan, seorang anak dapat memperoleh manfaat dalam menemukan...
Informuję, że istnieje niezgodność z obowiązującymi https://kasyna-polskie-online.org/przepisami. Proszę zachować ostrożność i unikać takich działań. Należy być odpowiedzialnym obywatelem i przestrzegać regulacji. Niezgodne zachowania mogą prowadzić do konsekwencji. Ważne jest przestrzeganie obowiązującego prawa, aby zapewnić bezpieczeństwo i dobro społeczności.